Jumaat, 24 September 2010

Membongkar Kesalahan Saintifik di dalam Bible


1) Pada hari pertama (Genesis 1:3) Tuhan menciptakan cahaya, sedangkan pada hari keempat (Genesis 1:16), Tuhan menciptakan sumber cahaya, iaitu matahari. Bagaimana cahaya boleh wujud sebelum sumbernya?



3 And God said, "Let there be light," and there was light. 4 God saw that the light was good, and He separated the light from the darkness. 5 God called the light "day," and the darkness he called "night." And there was evening, and there was morning—the first day.


16 God made two great lights—the greater light to govern the day and the lesser light to govern the night. He also made the stars.

2) Tumbuhan diciptakan pada hari ke tiga (Genesis 1:11) sedangkan matahari diciptakan pada hari keempat (Genesis 1:16). Bagaimana tumbuhan boleh hidup tanpa matahari?

11 Then God said, "Let the land produce vegetation: seed-bearing plants and trees on the land that bear fruit with seed in it, according to their various kinds." And it was so. 12 The land produced vegetation: plants bearing seed according to their kinds and trees bearing fruit with seed in it according to their kinds. And God saw that it was good. 13 And there was evening, and there was morning—the third day.

3) Tuhan menciptakan 2 cahaya; satu yg terang iaitu matahari untuk menandakan waktu siang, dan satu lg yg kurang terang, iaitu bulan untuk menandakan waktu malam.. Sedangkan fakta saintifik menunjukkan, bahawa cahaya bulan adalah cahaya pantulan matahari, dan bukannya datang dari 2 sumber yang berbeza/

16 God made two great lights—the greater light to govern the day and the lesser light to govern the night. He also made the stars.

4) Pada hari ketiga juga (Genesis 1:9), Allah mengasingkan langit dan bumi.. Bagaimana bumi boleh tercipta sebelum wujudnya matahari (pada hari keempat) sedangkan teori big bang menunjukkan bahawa bumi, matahari dan seluruh planet datang dari sumber yang satu sebelum meletup dan menghasilkan seluruh alam semesta.

9 And God said, "Let the water under the sky be gathered to one place, and let dry ground appear." And it was so. 10 God called the dry ground "land," and the gathered waters he called "seas." And God saw that it was good.

Kesalahan2 ini semua merupakan kesalahan yg boleh ditemui seawal mukasurat pertama di dalam kitab Bible, iaitu di dalam buku Genesis (buku pertama) dan bab yg pertama..

KUNCI SYURGA


Kisah ini dipetik dari Mausu'ah al-Qishash al-Waqi'ah.

Paderi & Kunci Syurga.

Ada seorang pemuda Arab yang baru saja menyelesaikan pengajiannya di Amerika. Pemuda ini adalah salah seorang yang diberi nikmat oleh Allah berupa pendidikan agama Islam bahkan dia mampu mendalaminya. Selain belajar, dia juga seorang juru dakwah Islam. Ketika berada di Amerika, dia berkenalan dengan salah seorang Nasrani. Hubungan mereka semakin akrab, dengan harapan semoga Allah s.w.t. Memberinya hidayah masuk Islam.

Pada suatu hari mereka berdua berjalan-jalan di sebuah perkampungan di Amerika dan melintas dekat sebuah gereja yang terdapat di kampung tersebut. Temannya itu meminta agar dia turut masuk ke dalam gereja. Mula mula dia keberatan, namun kerana desakan akhirnya pemuda itu pun memenuhi permintaannya lalu ikut masuk ke dalam gereja dan duduk di salah satu bangku dengan hening, sebagaimana kebiasaan mereka.

Ketika paderi masuk, mereka serentak berdiri untuk memberikan penghormatan lantas kembali duduk. Di saat itu, si paderi agak terbeliak ketika melihat kepada para hadirin dan berkata, "Di tengah kita Ada seorang Muslim. Aku harap dia keluar dari sini."

Pemuda Arab itu tidak bergerak dari tempatnya. Paderi tersebut mengucapkan perkataan itu berkali-kali, namun dia tetap tidak bergerak dari tempatnya. Hingga akhirnya paderi itu berkata, "Aku minta dia keluar dari sini dan aku menjamin keselamatannya. " Barulah pemuda ini beranjak keluar.

Di ambang pintu, pemuda bertanya kepada sang paderi, "Bagaimana anda tahu bahwa saya seorang Muslim?"

Paderi itu menjawab, "Dari tanda yang terdapat di wajahmu."

Kemudian dia beranjak hendak keluar.Namun, paderi ingin memanfaatkan keberadaan pemuda ini dengan mengajukan beberapa pertanyaan, tujuannya untuk memalukan pemuda tersebut Dan sekaligus mengukuhkan agamanya. Pemuda Muslim itupun menerima tentangan debat tersebut.

Paderi berkata, "Aku akan mengajukan kepada anda 22 pertanyaan Dan anda harus menjawabnya dengan tepat. "

Si pemuda tersenyum Dan berkata, "Silakan!"

Sang paderi pun mulai bertanya, "Sebutkan satu yang tiada duanya, dua yang tiada tiganya, tiga yang tiada empatnya, empat yang tiada limanya, lima yang tiada enamnya, enam yang tiada tujuhnya, tujuh yang tiada delapannya, delapan yang tiada sembilannya, sembilan yang tiada sepuluhnya, sesuatu yang tidak lebih dari sepuluh, sebelas yang tiada dua belasnya, dua belas yang tiada tiga belasnya, tiga belas yang tiada empat belasnya."

"Sebutkan sesuatu yang dapat bernafas namun tidak mempunyai ruh! Apa yang dimaksud dengan kuburan berjalan membawa isinya? Siapakah yang berdusta namun masuk ke dalam syurga? Sebutkan sesuatu yang diciptakan Allah namun Dia tidak menyukainya? Sebutkan sesuatu yang diciptakan Allah dengan tanpa ayah Dan ibu!"

"Siapakah yang tercipta dari api,siapakah yang diazab dengan api Dan siapakah yang terpelihara dari api? Siapakah yang tercipta dari batu, siapakah yang diazab dengan batu Dan siapakah yang terpelihara dari batu?"

"Sebutkan sesuatu yang diciptakanAllah Dan dianggap besar! Pohon apakah yang mempunyai 12 ranting, setiap ranting mempunyai 30 daun, setiap daun mempunyai 5 buah, 3 di bawah naungan Dan dua di bawah sinaran matahari?"

Mendengar pertanyaan tersebut, pemudaitu tersenyum dengan keyakinan kepada Allah.
Setelah membaca Bismillah dia berkata,

-Satu yang tiada duanya ialah Allah s.w.t..

-Dua yang tiada tiganya ialah Malam dan Siang. Allah s.w.t. Berfirman, "Dan Kami jadikan malam Dan siang sebagai dua tanda (kebesaran kami)." (Al-Isra': 12).

-Tiga yang tiada empatnya adalah kesilapan yang dilakukan Nabi Musa ketika Khidir menenggelamkan sampan, membunuh seorang anak kecil Dan ketika menegakkan kembali dinding yang hampir roboh.

-Empat yang tiada limanya adalah Taurat,Injil, Zabur Dan al-Qur'an.

- Lima yang tiada enamnya ialah Solatlima waktu.

-Enam yang tiada tujuhnya ialah jumlahHari ketika Allah s.w.t. Menciptakan makhluk.

-Tujuh yang tiada delapannya ialah Langit yang tujuh lapis. Allah s.w.t. Berfirman, "Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Rabb Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang." (Al-Mulk: 3).

-Delapan yang tiada sembilannya ialah Malaikat pemikul Arsy AR-Rahman. Allah s.w.t. Berfirman, "Dan malaikat-malaikat berada di penjuru-penjuru langit. Dan pada Hari itu delapan orang malaikat men-junjung 'Arsy Rabbmu di atas (kepala) mereka." (Al-Haqah: 17).

-Sembilan yang tiada sepuluhnya adalah mu'jizat yang diberikan kepada Nabi Musa yaitu: tongkat, tangan yang bercahaya, angin topan, musim paceklik, katak, darah, kutu Dan belalang.*

-Sesuatu yang tidak lebih dari sepuluh ialah Kebaikan. Allah s.w.t. Berfirman, "Barang siapa yang berbuat kebaikan maka untuknya sepuluh kali lipat." (Al-An'am: 160).

-Sebelas yang tiada dua belasnya ialah jumlah Saudara-Saudara Nabi Yusuf .

-Dua belas yang tiada tiga belasnya ialah Mu'jizat Nabi Musa yang terdapat dalam firman Allah,
"Dan (ingatlah) ketika Musa memohon air untuk kaumnya, lalu Kami berfirman, 'Pukullah batu itu dengan tongkatmu.' Lalu memancarlah daripadanya dua belas Mata air." (Al-Baqarah: 60).

-Tiga belas yang tiada empat belasnya ialah jumlah Saudara Nabi Yusuf ditambah dengan ayah Dan ibunya.

-Adapun sesuatu yang bernafas namun tidak mempunyai ruh adalah waktu Subuh. Allah s.w.t. ber-firman, "Dan waktu subuh apabila fajarnya mulai menyingsing. " (At-Takwir: 18).

-Kuburan yang membawa isinya adalah Ikan yang menelan Nabi Yunus AS.

-Mereka yang berdusta namun masuk kedalam surga adalah saudara-saudara Nabi Yusuf , yakni ketika mereka berkata kepada ayahnya, "Wahai ayah kami, sesungguhnya kami pergi berlumba-lumba dan kami tinggalkan Yusuf di dekat barang-barangkami, lalu dia dimakan serigala. " Setelah kedustaan terungkap,Yusuf berkata kepada mereka, " tak ada cercaan terhadap kamu semua." Dan ayah mereka Ya'qub berkata, "Aku akan memohonkan ampun bagi muka pada Rabbku. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang ." (Yusuf:98)

-Sesuatu yang diciptakan Allah namun tidak Dia sukai adalah suara Keldai. Allah s.w.t. berfirman, "Sesungguhnya sejelek-jelek suara adalah suara keldai." (Luqman: 19).

-Makhluk yang diciptakan Allah tanpa bapa dan ibu adalah Nabi Adam, Malaikat, Unta Nabi Shalih dan Kambing Nabi Ibrahim.

-Makhluk yang diciptakan dari api adalah Iblis, yang diazab dengan api ialah Abu Jahal dan yang terpelihara dari api adalah Nabi Ibrahim. Allah s.w.t. berfirman, "Wahai api dinginlah dan selamatkan Ibrahim." (Al-Anbiya': 69).

-Makhluk yang terbuat dari batu adalah Unta Nabi Shalih, yang diazab dengan batu adalah tentara bergajah dan yang terpelihara dari batu adalah Ashabul Kahfi (penghuni gua).

-Sesuatu yang diciptakan Allah dan dianggap perkara besar adalah Tipu Daya wanita, sebagaimana firman Allah s.w.t.? "Sesungguhnya tipu daya kaum wanita itu sangatlah besar." (Yusuf: 28).

-Adapun pohon yang memiliki 12 ranting setiap ranting mempunyai 30 daun, setiap daun mempunyai 5 buah, 3 di bawah teduhan dan dua di bawah sinaran matahari maknanya: Pohon adalah Tahun, Ranting adalah Bulan, Daun adalah Hari dan Buahnya adalah Solat yang lima waktu, Tiga dikerjakan di malam hari dan Dua di siang hari.

Paderi dan para hadirin merasa takjub mendengar jawapan pemuda Muslim tersebut. Kemudian dia pun mula hendak pergi. Namun dia mengurungkan niatnya dan meminta kepada paderi agar menjawab satu pertanyaan saja. Permintaan ini disetujui oleh paderi.

Pemuda ini berkata, "Apakah kunci syurga itu?"

mendengar pertanyaan itu lidah paderi menjadi kelu, hatinya diselimuti keraguan dan rupa wajahnya pun berubah. Dia berusaha menyembunyikan kebimbangannya, namun tidak berhasil. Orang-orang yang hadir di gereja itu terus mendesaknya agar menjawab pertanyaan tersebut, namun dia cuba mengelak.

Mereka berkata, "Anda telah melontarkan 22 pertanyaan kepadanya dan semuanya dia jawab, sementara dia hanya memberi cuma satu pertanyaan namun anda tidak mampu menjawabnya! "

Paderi tersebut berkata, "Sesungguh aku tahu jawapannya, namun aku takut kalian marah."

Mereka menjawab, "Kami akan jamin keselamatan anda. "

Paderi pun berkata, "Jawapannya ialah: Asyhadu An La Ilaha Illallah Wa Wa Asyhadu Anna Muhammadar Rasulullah. "

Lantas paderi dan orang-orang yang hadir di gereja itu terus memeluk agama Islam. Sungguh Allah telah menganugerahkan kebaikan dan menjaga mereka dengan Islam melalui tangan seorang pemuda Muslim yang bertakwa.

Saudara islamku sekalian!

Inilah rahsia yang tersembunyi pada The Crossed Key.

Orang-orang yang sesat di kalangan Kristian langsung tidak tahu rahsia ini,kerana rahsia asal telah dimusnahkan semasa era Paulus dan lepas persidangan Nicea yang menyaksikan kitab Injil diseleweng secara besar-besaran dan sejumlah besar manuskrip-manuskrip asli para pengikut Hawariyyun dibakar atau ditanam.

DUA KUNCI SYURGA YG SELALU UMAT ISLAM UCAPKAN DI DALAM SOLAT MEREKA.

Miftahul Jannah. Inilah dia rahsia yang diucapkan oleh Jesus Christ kepada Peter The Fisherman pada hari yang bertuah itu.Dua baris ayat yang dipadam dengan penuh dengki dan khianat para Yahudi Mason dan Illuminist-Christian yg tidak dapat menerima kehadiran sorang Rasul penutup para Nabi dari kalangan orang-orang Arab. Junjungan besar kita.. Nabi Muhammad s.a.w.

Sedikit rujukan 'Miftahul Jannah' dari sumber Islam:

Muaz bin Jabal Radiallahu Anhu meriwayatkan bahawa Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam bersabda yang bermaksud:
“Anak-anak kunci syurga ialah mengakui kalimah La Ilaha Illallah (Riwayat Al-Imam Ahmad)

Rasulullah bersabda :
"Barangsiapa yang pada akhir kalimatnya mengucapkan "La ilaaha illallah" maka ia dimasukkan kedalam surga" (HR. Hakim)

Imam Bukhari rahimahullah meriwayatkan dalam Sahihnya, bahawa seorang pernah bertanya kepada Imam Wahab Ibn Munabbih: “ Bukankah Laa ilaaha illallah itu kunci syurga?”

Wahab menjawab: “ Benar, akan tetapi tidaklah bagi setiap kunci itu melainkan ia mempunyai gigi.Jika engkau membawa kunci yang bergigi, maka pintu syurga akan di bukakan untukmu, jika tidak maka pintu tak akan di bukakan untukmu”

'Gigi' yang dimaksudkan ialah bukan sekadar menyebut kalimah syahadah tetapi memahaminya serta melaksanakan apa yg dimaksudkan darinya.

Dari Jabir bin Abdullah, ia berkata: Aku mendengar Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam bersabda: Zikir yang paling mulia ialah La Ilaha Illallah dan doa yang paling baik ialah Alhamdulillah. (Riwayat Al-Imam Ibnu Majah)

Dari Abu Hurairah Radiallahu-Anhu, ia berkata: Bersabda Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam: “Yang akan mencapai kebahagiaan dan keuntungan melalui syafaatku ialah orang yang mengucapkan kalimah La Ilaha Illallah dengan hati yang ikhlas”. (Riwayat Al-Imam Al-Bukhari)

Dari Zaid bin Arqam Radiallahu-Anhu meriwayatkan bahawa Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam bersabda yang maksudnya:
“Barangsiapa yang mengucapkan La Ilaha Illallah dengan ikhlas, dia akan dimasukkan ke dalam syurga.” Lalu ditanyakan kepada baginda: “Bagaimanakah yang dimaksudkan dengan ikhlas itu? Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam bersabda: “Ikhlas itu ialah yang mencegah dari melakukan perbuatan-perbuatan yang haram”. (Riwayat Al-Imam At-Thabrani)

Dari Umar Radiallahu-Anhu meriwayatkan bahawa beliau mendengar Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam bersabda yang bermaksud:
“Aku mengetahui satu kalimah yang tidaklah seorang hamba pun yang mengucapkannya dan membenarkannya dengan hati kemudian ia mati dengannya melainkan haramlah ke atasnya neraka jahanam. Kalimah itu ialah “La Ilaha Illallah”. (Riwayat Al-Imam Al-Hakim)

Dari Ibnu Abbas Radiallahu-Anhuma bahawa Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam bersabda yang bermaksud:
“Demi yang diriku ditangannya, jika sekiranya segala langit dan bumi dan siapa yang ada padanya dan apa-apa yang ada di antaranya dan apa-apa yang ada di bawahnya diletakkan disebelah dacing dan kalimah La Ilaha Illallah disebelah yang lain, maka dacing kalimah (La Ilaha Illallah) itulah yang lebih berat”. (Riwayat Al-Imam At-Thabrani)

ketika Nabi Isa a.s berkata kepada Peter,tidaklah baginda bertutur dalam bahasa Arab atau dalam bentuk 100% kalimah syahadah dalam bahasa Arab,tetapi di dalam bahasa Aramaik Kuno yang konsepnya tetap satu iaitu Tiada Tuhan Selain Allah dan Nabi Muhammad itu pesuruh Allah.

Dan Nabi Isa sudah tentu maklum tentang kedatangan Nabi Muhammad s.a.w sesudahnya.

Dan (ingatlah) ketika Isa Putera Maryam berkata:
"Hai Bani Israel, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab (yang turun) sebelumku, yaitu Taurat dan memberi kabar gembira dengan (datangnya) seorang Rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad (Muhammad)." Maka tatkala rasul itu datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata, mereka berkata: "Ini adalah sihir yang nyata".
(Al-Saff 61:6)

Juga di dalam kisah Nabi Isa:

Telah sekian lamanya Nabi Isa as melakukan perjalanan untuk menjalankan ibadah. Pada suatu saat, dalam perjalanan beliau melihat sebuah gunung yang tinggi. Kemudian beliau mendaki gunung itu. Sesampainya di puncak gunung, Nabi Isa as melihat batu besar berwarna putih seperti air susu yang sangat indah. Beliau pun menyaksikan batu itu dari dekat dan mengagumi keindahannya.

Ketika sedang mengamati batu indah itu, Allah swt menurunkan wahyu kepada nabi Isa as: “Wahai Isa, senangkah bila Aku menampakkan kapadamu sesuatu yang menakjubkan bila engkau melihatnya?”

“Ya” jawab Isa.

Tiba-tiba batu itu terbuka dengan sendirinya dan membuat nabi Isa terkejut. Di dalam batu itu terdapat seorang syekh yang sudah tua, di tangannya memegang tongkat biru dan di hadapannya ada anggur yang masih segar. Ketika itu ia sedang melakukan solat.

Dengan hairan nabi Isa bertanya, “Ya syekh! Bagaimana anda dapat hidup di dalam batu ini?”
“Tidakkah anda lihat anggur segar di depan mataku ini? Ini merupakan rezekiku sepanjang hari” sahut syekh itu.
“Sejak bilakah anda beribadah pada Allah di dalam batu ini?” Tanya Nabi Isa lagi.
“Sejak empat ratus tahun lalu” jawab syekh.
“Ya Allah. Sungguh aku tidak dapat membayangkan bila ada di antara makhlukMu yang lebih mulia dari orang ini.” Kata Nabi Isa dengan suara agak halus.

Kemudian Allah mewahyukan lagi kepada nabi Isa:
“Sesungguhnya akan datang suatu umat, iaitu umat Muhammad saw. Jika mereka beribadah kepadaKu dengan sungguh-sungguh, maka kedudukan mereka lebih mulia bagiKu daripada orang yang beribadah selama empat ratus tahun ini.”

“Ya Allah, betapa beruntungnya umat Muhammad, dan betapa bahagianya aku jika Engkau jadikan aku umat Muhammad” kata Nabi Isa as.

Terdapat banyak lagi sumber-sumber yang menceritakan seperti perkara-perkara di atas dan sememangnya Nabi Isa a.s (Jesus) adalah rasul yang diutuskan Allah s.w.t untuk membawa agama-Nya.Tetapi setelah Nabi Muhammad s.a.w diutuskan,syariat ajaran Nabi Isa a.s dan lain2 rasul atau nabi (syariat,bukannya akidah atau konsep agama Allah) adalah automatik terbatal (di mana jika kaum Nasrani benar-benar mengikut ajaran Isa a.s/Jesus mereka hendaklah memasuki agama Islam) dan hanya Islamlah sahaja agama yang benar.


Ahad, 19 September 2010

Hakikat Kematian Menurut Perspektif Islam





Hidup (al-hayat) dari sudut bahasa membawa maksud: lawan bagi mati.Dalam pengistilahan bahasa arab dinyatakan bahawa setiap yang mempunyai roh adalah disifatkan sebagai hidup. Mengikut pandangan Syarak,setiap sesuatu yang mempunyai roh adalah hidup. Sebagaimana firman Allah swt:
Kemudian Dia yang menyempurnakan dan meniupkan kedalam (tubuh)nya roh(ciptaan)Nya dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran,penglihatan dan hati, (akantetapi) sedikit sekali dikalangan kamu yang bersyukur. (As-Sajadah: Ayat 9)
Sementara kematian (al-maut) dari segi bahasa adalah lawan bagi hidup. Asal mati dalam penggunaan bahasa arab ialah as-sukun(tidak bergerak),maka setiap yang tidak bergerak adalah mati. Dalam Kamus Muhith dinyatakan bahawa mati adalah sesuatu yang tidak mempunyai roh.Adapun mati pada pandangan Syarak bermaksud perpisahan roh dari jasad.Mengikut ahli sunnah wal jamaah mati adalah lawan bagi hidup dan ia adalah sesuatu yang pasti dan wujud sebagaimana firman Allah swt:
Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha perkasa lagi Maha Pengampun.(Al-Mulk: Ayat 2)
Oleh kerana itu,penafsiran mati terhadap sesuatu yang tidak hidup adalah penafsiran yang sewajarnya,ini kerana apabila adanya hidup maka tidak dikatakan sesuatu tersebut mati,oleh itu apabila terjadinya mati sudah tentu akan hilang kehidupan. Dari sudut lain,Allah swt membuat persamaan antara mati dengan tidur, disebabkan pada waktu tidur berlakunya perpisahan roh yang sementara lalu jasad menjadi tidak bergerak. Firman Allah swt:
Dan Dialah yang menidurkan kamu di malam hari dan Dia mengetahui apa yang kamu kerjakan pada siang hari, kemudian Dia membangunkan kamu pada siang hari untuk disempurnakan (umur kamu) yang telah ditentukan kemudian kepada Allahlah kamu kembali, lalu Dia memberitahukan kepadamu apa yang dahulu kamu kerjakan. (Al-An'am: Ayat 60)

Bekalan Menghadapi Kematian

Kematian yang datang dengan tiba-tiba dan tidak terduga dengan sakit yang luarbiasa tersebut tak berarti kita diam saja dan pasrah hadapi kematian dengan alakadarnya amal kita. Justru dengan kematian yang mendadak itulah, kita dituntut untuk selalu waspada, diantaranya:

1. Selalu dalam keadaan beramal dan ibadah.

Tak dapat ditawar, dengan kematian yang tidak terduga-duga kita dituntut selalu mengerjakan amal kebajikan dalam waktu 24 jam hidup kita tanpa diketahui detik keberapa kita meninggal.

2. Perbanyak ingat Allah dan siksa kematian

Ingat kematian tak jera juga membuat kita berhenti berbuat dosa. Maka, ingatlah kita dengan siksa kematian. Betapa sakit orang yang berada dalam kematian (sakaratul maut). Perbanyak diri dalam mengingat Allah. Selanjutnya

3. Berdoa dan mohon ampunan dosa

Manusia tak luput dari salah. Allah telah membukan pintu tobat dan doa selebar-lebarnya dan seluas-luasnya kepada siapa yang ingin memperbaiki diri sebelum nyawa sampai di kerongkongan. Jangan lewatkan kesempatan hidup kita untuk senantiasa berdoa dan bertobat walaupun ujung rambut kita belum berubah putih (beruban).

Siapkan diri kita hadapi kematian! Jangan tunggu besok atau lusa untuk bertobat! Siapkah Anda menghadap Allah Swt?

Wallahu a'lam bish showab.


Rujukan:
http://tibbians.tripod.com/ilham2.pdf
http://firmanazka.blogspot.com/2010/05/menghadapi-dahsyatnya-kematian-menurut.html

Rabu, 8 September 2010

I'M ALONE BUT NOT LONELY


Adakah menyendiri itu bererti kesunyian?? Ramai yang suka menyendiri dan ada yang akan lebih selesa bila berada dalam kelompok yang ramai..yang menyendiri bukan bererti tidak pandai beramah mesra dan begitu juga sebaliknya..

Sebenarnya, ada antara kita yang tak sedar bahawa menyendiri itu tak bermakna kita kesunyian dan sepi kerana walaupun tiada seorang pun disisi kita,kita jangan bersedih kerana Allah sentiasa ada memerhati dan menguji setiap gerak geri kita..walau segelap dan sekebal mana pun tempat yang kita pilih untuk menyorok dari Nya,kita tetap akan dapat dilihat dan dicatit nilai untuk setiap perbuatan kita..


Oleh itu,jangan sesekali kita bersedih jika manusia nak menyisih kita dengan sebab munasabah kerana berasa Allah sentiasa ada bersama kita adalah lebih baik dari semua..jika kita mempunyai masalah berat dan tiada yang nak membantu kita dalam kesusahan itu,janganlah berasa sedih tetapi bangkitlah memohon pertolongan dari Allah dan jangan sesekali berputus asa kerana setiap ujian itu diberi sesuai dengan kemampuan kita..


Jangan bersedih dan menyalahkan takdir,tetapi berfikirlah bahawa semua masalah yang datang itu mungkin dari salah diri kita sendiri..renungkanlah sejenak dan cari mana silap untuk dibaik pulih..sesungguhnya setiap kejadian itu ada hikmahnya..
Berfikirlah dan bersyukurlah, Yang berlalu biarkan berlalu..





Selasa, 7 September 2010

Bicara Buat Teman

Teman,

Pinggir kali ku memerhati,

Menelusuri kebiadapan diri,

Acap kali ku meratapi,

Rentak hidup masa kini.


Kejahilan merantai diri,

Kemaksiatan cerminan hati,

Hidup sering mengingkari,

Kalam – Quran kurniaan ILAHI.


Teman,

Bukan ku pinta kehidupan begini,

Ku cuba merenung diri,

Dalam...dalam...

Ku sesat dalam sebuah pencarian,

Pencarian mencari keperibadian.


Bantu diri ku,

Tak tertahan dosa dipundak ku,

Melerai belenggu kenistaan,

Bebas...bebas...

Dari disangkari kejahilan.


Bimbing diri ku,

Menempuhi kehidupan yang sememangya berliku,

Kehidupan yang merencam iman ku,

Agar ku kembali ke fitrah insani,

Mengabdi diri kepada ILAHI,

Dalam IMAN...dalam ISLAM...

Kalam Tuhan, Sunnah Nabi akhir zaman.

Nukilan,

Aimarashid Bin Mohamad Nor

28 Rabi’ul Awal 1429H / 05 April 2008


Perkara yang paling jauh merupakan masa silam...kerna masa yang berlalu tidak mungkin dapat dikejar semula. Ianya hanya terpahat dalam ingatan dan sanubari ^_^

Quiz: Quadratic Equation


Please submit your answer to aimarashid86@gmail.com or leave as a comment below. TQ

Ahad, 5 September 2010

MENCARI vs MENANTI LAILATUL QADAR


Setelah begitu resah, bimbang dan sedih atas kerosakan kaumnya, Rasulullah SAW pergi menyendiri (bertahannuth) di gua Hira’. Baginda nekad. Tidak mahu “kotoran” jahiliah hinggap pada hati dan dirinya. Hatinya meronta-meronta inginkan kebaikan buat kaumnya, tetapi apa kan daya, baginda tidak punya “senjata” dan “penawar” untuk menghadapi dan mengubatinya.

Bertahun-tahun, baginda di situ. Menyendiri, terasing seketika, untuk tidak terjebak dalam kejahilan dan kemusyrikan Arab Jahiliah. Bukan mengalah, tetapi berundur seketika mengatur langkah. Walaupun belum nampak cara tetapi kemahuan sudah ada. Hatinya sebagai wadah itu sentiasa menganga untuk mendapat pimpinan dan bimbingan.

Dan tiba-tiba pada satu malam yang penuh barakah, cahaya dan petunjuk, turunlah malaikat Jibrail membawa wahyu yang pertama. Saat itulah, baginda mula mendapat kekuatan, tenaga dan dorongan yang sangat luar biasa. Segala yang dinanti telah tiba. Segala yang “kosong” telah terisi.

Baginda menjadi Rasul sejak itu… mula dibebankan misi yang amat besar yakni berdakwah, mendidik dan memimpin kaumnya menuju Allah. Kembali ke fitrah. Malam yang bersejarah itu dikenali sebagai malam Al Qadar!

Mulai saat itu, selamat tinggal Hira’. Tidak ada pengasingan diri lagi selepas itu. “Rahib” sudah bertukar menjadi mujahid. Cahaya yang bermula dari dalam gua itu terlalu hebat, terlalu terang… bukan itu gelanggangnya, tetapi semesta alam. Roh iqra’ yang hebat itu disusuli kemudiannya oleh gerak Al Mudathir, lalu baginda pun menguak “selimut” uzlahnya lalu dibesarkan Tuhannya dengan sinar akidah di relung samar Jahiliah.

Apakah malam Al Qadar 1431 H ini akan ditunggu oleh hati seputih Rasulullah saw? Atau hanya diintai dan diramal oleh kebanyakan umat dengan hati yang kotor dan nafsu liar. Apakah al Qadar akan sudi bertamu di wadah hati yang begitu? Padahal hati Rasululah ketika menantinya sudah dikosongkan demi bertamu sebuah hidayah? Berapa lamakah kita telah membenci kemungkaran seperti Rasul membencinya hingga tiba saatnya baginda layak menemui malam yang agung dan hebat itu?

Apabila bercakap tentang Lailatul Qadar, terdapat berbagai-bagai pendapat tentang tanda-tanda berlakunya malam tersebut. Ada yang mengatakan apabila berlaku Lailatul Qadar, semua pokok menunduk rukuk dan semua sungai membeku dalam kadar waktu yang singkat.

Ada pula keterangan yang mengatakan cuaca pada siang hari menjadi tidak terlalu panas dan tidak terlalu sejuk bahana Lailatul Qadar pada malamnya. Pendek kata, ada berbagai-bagai pandangan dan tanggapan. Apakah semuanya benar? Wallahua’lam. Pada hal di dalam Al-Quran atau hadis-hadis Rasulullah saw malam Al Qadar masih kekal tersembunyi dan misteri untuk ditentukan secara pasti.

Terdapat sikap sesetengah kalangan yang suka menunggu-nunggu tanda-tanda berlaku Lailatul Qadar untuk beribadah semaksima mungkin. Hanya pada malam yang dimaksudkan itu! Apakah cara ini betul? Sedangkan, Islam tidak mengajar demikian. Memburu satu malam bernama Al Qadar memerlukan ribuan malam sebelumnya yang dipenuhi dengan aktiviti dan usaha membersihkan hati secara konsisten.

Ia bagaikan atlet 100 meter yang berlari beribu-ribu kilometer dalam tempoh beribu-ribu jam sebagai persediaannya untuk menghadapi hari perlumbaan yang hanya mengambil masa tidak sampai 1 minit dengan jarak 100 meter.

Malam Al Qadar itu umpama sebuah “kapal terbang” yang memerlukan landasan yang selamat dan cukup panjang untuk mendarat. Jika landasannya pendek dan terhalang, kapal terbang tidak akan mendarat. Landasan Lailatul Qadar ialah hati yang bersih. Mana mungkin malaikat yang bersih dan suci itu boleh berdamping dengan orang yang hatinya masih kotor dengan sifat mazmumah apatah lagi kalau ada saki-baki syirik? Dan mana mungkin hati yang kotor dapat dibersihkan hanya dalam jangka masa satu malam?

Hati mesti dibersihkan sejak akil baligh hinggalah akhir hayat. Bersihnya hati itu, mencerahkan peluang kita untuk bertemu malam Al Qadar. Sebaliknya, jika hati dibiarkan kotor, dan hanya berangan-angan untuk bertemu dengan malam itu dengan “tekaan” dan “ramalan” sahaja, insya-Allah, kita tidak akan dapat menemuinya.

Allah swt tidak memberitahu kita rupa bentuk atau tanda-tanda Lailatul Qadar. Kita juga tidak diberitahu bilakah masanya malam itu? Namun apa yang Allah swt beritahu kita dalam surah Al-Qadr ialah tentang keutamaan Lailatul Qadar. “Malam kemuliaan itu adalah lebih baik daripada seribu bulan.” Apakah maksud Allah swt dengan ungkapan “lebih baik daripada seribu bulan?”

Kita harus faham bahawa surah berkenaan Lailatul Qadar sebenarnya membicarakan tentang penurunan Al-Quran. Malam diturunkan Al-Quran itu disebut Lailatul Qadar. Walau pun ia berlaku hanya satu malam sahaja, tetapi satu malam itu jauh lebih baik daripada 1000 bulan yang dipenuhi dengan kegelapan syirik, kesesatan dan sebagainya.

Menurut pandangan kebanyakan ulama tafsir, angka 1000 bulan ini tidak harus diertikan dengan bilangan antara 999 dan 1001. Sebaliknya ia dinisbahkan kepada nilai atau keutamaannya malam itu berbanding dengan bulan-bulan yang lain. Surah Al-Qadr juga membicarakan tentang para malaikat yang turun disertai Jibrail a.s dengan izin Allah swt dengan membawa urusan. Jibrail turun menyampaikan wahyu yang terakhir kepada Nabi saw. Ini bermakna baginda telah mendapat Lailatul Qadar.

Namun kini, apakah urusan para malaikat turun ke bumi pada setiap bulan Ramadhan setelah kewafatan baginda?

Para malaikat adalah makhluk yang suci yang diutuskan oleh Allah Yang Maha Suci. Mereka sentiasa turun setiap malam, khususnya pada malam penghujung Ramadan. Ini sudah banyak dijelaskan dalam hadis-hadis Nabi saw. Namun begitu, jumlah malaikat yang turun pada setiap malam (yakni di sepertiga malam) tidak seramai pada Lailatul Qadar. Apatah lagi pada malam itu, malaikat yang turun bukanlah malaikat-malaikat yang sembarangan, tetapi yang tinggi “rankingnya” misalnya Jibrail a.s.

Lazimnya malaikat turun untuk membawa amalan manusia misalnya doa-doa, istighfar atau hajat-hajat mereka kepada Allah swt. Namun pada Lailatul Qadar, tugas mereka adalah lebih daripada itu. Menurut pendapat ulama kontemporari, malaikat yang turun bukan sahaja untuk membawa amalan manusia pada malam itu, tetapi turut bertamu dalam hati-hati mereka yang telah mendapat penghormatan daripada Allah swt.

Siapakah mereka yang layak menerima tetamu daripada malaikat yang diutuskan Allah ini? Apa yang pasti, jiwa-jiwa yang kotor sudah tentu tidak layak mendapat kunjungan mereka. Malaikat Jibrail diperintahkan turun bertemu dengan Nabi saw pada Lailatul Qadar. Semenjak malam itu, Jibril a.s sentiasa diutuskan kepada baginda untuk menyampaikan wahyu.

Bermula pada malam itu, apa sahaja yang dilakukan oleh Rasulullah saw semuanya mendapat bimbingan terus dan intim daripada Allah swt. Apa sahaja yang diucapkan oleh baginda semuanya berpandukan wahyu. Ini berbeza dengan keadaan sebelum baginda menjadi nabi. Rasulullah saw terpaksa juga berperang atau berjuang antara keinginan negatif dengan tuntutan fitrahnya. Hanya setelah mendapat Lailatul Qadar, bisikan malaikat dan tuntutan fitrah sentiasa dapat mengalahkan bisikan nafsu dan syaitan.

Oleh itu, sesiapa sahaja yang mendapat Lailatul Qadar, terdapat seorang malaikat yang diizinkan Allah swt menjadi aulia (pelindung, penjaga dan pembimbing) kepada dirinya. Ini bermakna bermula daripada malam itu sehingga hari berikutnya, hidupnya semakin terarah.

Jika sebelum ini bisikan syaitan dan bisikan malaikat sentiasa berperang dalam dirinya, tetapi setelah mendapat Lailatul Qadar, bisikan malaikat dan fitrahlah sentiasa menang. Hidupnya akan berubah menjadi baik. Jika dahulu dia tidak merasa apa-apa jika berbuat dosa, tetapi kini menjadi sensitif dan susah hati mengenangkan dosa. Inilah tandanya orang yang mendapat Lailatul Qadar.

Orang-orang yang layak mendapat Lailatul Qadar termasuk mereka yang istiqamah berpegang teguh kepada aqidah tauhid dan tidak mencampurkannya dengan syirik walau sedikit pun sedari kecil. Mereka ini sentiasa memelihara keimanan khususnya sepanjang bulan Ramadan, bahkan semakin bersemangat terutama pada sepuluh hari terakhir Ramadan.

Mereka inilah orang-orang mendapat tetamu daripada malaikat yang turun pada malam Qadar. Malaikat akan membisikkan sesuatu kepada roh, jiwa dan fitrah mereka sebagaimana firman Allah swt dalam Surah Al- Fussilat ayat 30:

“Janganlah kamu takut, janganlah kamu bersedih.”

Bencana hidup penuh dengan ketakutan dan kesedihan merupakan dua perkara yang sering disebutkan dalam Al-Quran. Namun bagi orang mukmin, Allah swt janjikan bagi mereka tiada ketakutan dan tiada kesedihan atau dalam istilah lain mereka telah mendapat ketenangan.

Allah swt izinkan malaikat menjadi pelindung, pembimbing dan pengawal bagi mereka. Bayangkan apabila hidup sentiasa dikawal oleh malaikat. Jika hendak berbuat sesuatu yang tidak baik sentiasa ada malaikat yang mengingatkan. Oleh itu beruntunglah mereka yang mendapat Lailatul Qadar.

Nilai umur seseorang selepas mendapat Lailatul Qadar adalah lebih baik sekalipun ianya singkat. Katalah ada seorang tua berumur 70 tahun telah mendapat Lailatul Qadar pada malam ini. Bermula pada malam ini, hidupnya menjadi lebih terarah kepada kebaikan. Katakanlah di Luh Mahfuz pula telah tercatat umurnya akan berakhir pada 72 tahun. Jadi nilai umurnya yang dua tahun berbaki lagi itu (yakni setelah mendapat bimbingan malaikat dengan izin Allah) adalah jauh lebih baik daripada 70 tahun hidup sebelumnya!

Sejarah pernah memaparkan kisah Firaun yang sangat membenci Nabi Musa a.s dan ingin memalukannya. Dia pun mengatur satu majlis besar-besaran dihadiri pembesar-pembesar dan rakyat Masir. Ahli-ahli sihir diraja dikumpulkan untuk berlawan dengan Nabi Musa. Namun sihir-sihir diraja itu dapat dikalahkan oleh mukjizat Nabi yang berupa ular besar.

Ular besar itu telah menelan semua ular ahli-ahli sihir itu. Rasa takjub kepada kehebatan mukjizat Nabi menyebabkan ahli-ahli sihir ini sujud kepada Allah. Mengapa mereka terus sujud menyembah Allah? Ahli-ahli sihir ini tahu membezakan yang mana ular sihir dan ular yang betul. Mereka yakin ular besar yang muncul di hadapan mereka bukanlah ular sembarangan atau ciptaan manusia.

Melihat sahaja ahli-ahli sihir telah beriman kepada Allah swt, Firaun menjadi terlalu marah. Firaun mengugut akan menyalib dan mengerat-ngerat badan mereka jika memeluk agama Nabi Musa. Namun ahli-ahli sihir itu teguh pendirian kerana lebih sayangkan iman daripada nyawa mereka sendiri. Akhirnya Firaun menyalib dan mengerat-ngerat tangan mereka dan dibiarkan sehingga mati.

Katakanlah selepas lima hari barulah mereka mati. Jadi nilai umur ahli-ahli sihir selama lima hari dalam keadaan beriman itu adalah lebih baik daripada umur mereka yang sebelumnya penuh dengan kejahatan.

Jadi, mulai bilakah perlu mempersiapkan diri supaya menjadi orang yang layak menerima Lailatul Qadar? Jawapannya ialah sejak kecil lagi. Nabi saw mempersiapkan diri, roh dan jiwanya sebelum menerima wahyu daripada Allah swt sejak daripada kecil. Baginda tidak pernah berbuat dosa pada ketika orang lain banyak berbuat maksiat. Oleh sebab itu baginda digelar Al-Amin (yang terpercaya) sejak sebelum dilantik menjadi rasul lagi.

Enam bulan sebelum Lailatul Qadar, baginda mengasingkan dirinya secara intensif meninggalkan keluarga dan kaumnya sementara waktu untuk menumpukan hati kepada Allah di gua Hira’. Itulah persediaan jiwa nabi sebelum menghadapi Lailatul Qadar.

Bagaimanakah dengan jiwa kita? Mungkinkah ibadah yang kita usahakan selama ini daripada satu Ramadan ke satu Ramadan belum menghasilkan jiwa sempurna atau suci bagi membolehkan didatangi oleh malaikat? Jika tahun ini kita tingkatkan lagi ibadah, seterusnya ditingkatkan tahun demi tahun, tidak mustahil satu ketika nanti kita akan didatangi malaikat pada malam Al Qadar.

Rugilah bagi orang-orang yang hanya menunggu-nunggu tanda-tanda Lailatul Qadar barulah bersiap untuk beribadah sebanyak-banyaknya. Atau hanya memperbanyakkan ibadah pada sepuluh hari terakhir Ramadan dan mengabaikan serta sambil lewa pada 20 malam sebelumnya dan tidak ambil kisah langsung dengan 330 malam di luar Ramadhan. Tidak salah menambah pecutan di sepuluh malam terakhir… tetapi momentumnya perlu bermula lebih awal.

Ibnu Kathir pernah menyatakan dalam kitabnya, ada pendapat ulama yang menyatakan bahawa setiap malam dalam bulan Ramadan ini itu ialah malam Lailatul Qadar. Jadi, lebih selamat jika kita menganggap setiap malam itulah Lailatul Qadar supaya kita berterusan meningkatkan ibadah.

Sekiranya kita tidak mendapat Lailatul Qadar, ibadah yang dilakukan bersungguh-sungguh masih tidak sia-sia. Teringat kata Imam Hasan Al Basri, “jadilah kamu hamba Allah (yang beribadah sepanjang masa, tempat dan suasana), jangan menjadi hamba Ramadhan (yang hanya tekun beribadah di bulan Ramadhan sahaja).

Tegasnya, Lailatul Qadar itu dinanti dan dicari dengan momentum ibadah yang telah dimulakan sejak akil baligh lagi – hati terus terusan dibersihkan, hingga tiba saatnya layak menjadi wadah tempat bertamunya para malaikat. Hingga dengan itu bisikan baik akan sentiasa mengatasi bisikan jahat, dan perangai pun berubah menjadi baik selama-lamanya.

Jadilah hamba yang mencari malam al Qadar, bukan yang hanya menantinya!